Teori
Darwin adalah sebuah teori evolusi. Menurut kebanyakan orang, teori ini
pertama kali dicetuskan oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama
Charles Darwin. Namun, tahukah anda bahwa sebenarnya teori evolusi
muncul jauh sebelum keberadaan Darwin itu sendiri. Gagasan evolusi ini
awalnya diprakarsai oleh Bangsa Sumeria. Menurut legenda Enuma-Elish
yang berasal dari zaman Sumeria, disuatu zaman pernah terjadi banjir
besar. Dari peristiwa banjir ini maka terciptalah Tuhan-Tuhan. Suatu
saat Tuhan-Tuhan tersebut membentuk materi lain dan makhluk hidup. Dari
dasar inilah dapat diambil kesimpulan bahwa Darwin bukanlah pencetus
pertama teori evolusi.
Charles Darwin mengemukakan teorinya kepada khalayak dengan menerbitkan bukunya yang berjudul The Origin of Specie. Buku
ini pertama kali ia publikasikan pada tahun 1859. Secara rinci Darwin
memaparkan mitos evolusi yang diwariskan oleh Bangsa Sumeria. Ia
beropini bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang yang
muncul di air secara kebetulan. Seiring berjalannya waktu makhluk itu
tumbuh dengan menampakkan perbedaan antara yang satu dengan yang lain.
Intinya Darwin mengingkari eksistensi sang khalik sebagai pencinta dari
segala yang ada.
Darwinisme Sosial
Teori
Darwin berkenaan dengan hukum rimba. Dimana pihak yang kuat akan
mengalahkan pihak yang lemah. Pada hakekatnya, menurut Darwin dunia
adalah “arena perjuangan” untuk mempertahankan hidup. Alam sebagai ring
tempat perkelahian tanpa ada rasa belas kasih. Hidup adalah sebuah
pertikaian abadi. Dari pertikaian akan menciptakan perkembangan. Judul
tambahan buku The Origin of Species menjelaskan hal ini. “The Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life”.
Dalam Bahasa Indonesia berarti “asal-usul spesies melalui seleksi alam
atau pelestarian ras-ras pilihan dalam perjuangan untuk mempertahankan
hidup”.
Tokoh
yang menginspirasi Darwin membuat pernyataan semacam ini ialah Thomas
Maltus. Ia adalah seorang ekonom Inggris. Maltus mengenalkan bukunya
yang berjudul “An Essay on The Principle of Population”. Dalam
buku ini, Maltus memperkirakan masa depan yang suram bagi umat manusia.
Setiap tahun populasi manusia akan bertambah. Jumlah itu akan bertambah
dua kali lipat setiap 25 tahun. Sayangnya persediaan makanan tidak akan
bertambah. Dalam keadaan demikian manusia mengalami ancaman kelaparan.
Hal yang dapat mengurangi populasi manusia hanyalan bencana, seperti :
bencana, kelaparan dan perang. Singkatnya, agar sebagian orang dapat
bertahan hidup maka harus ada yang dikorbankan. Kelangsungan hidup
berarti harus ada peperangan.
Pada
awalnya teori Darwin tidak diterima oleh para ilmuan dimasanya.
Penelitian Darwin hanyalan hasil khayalan belaka yang diada-ada. Namun,
seiring perjalanan waktu teorinya mulai diterima oleh berbagai kalangan.
Terutama kalangan penguasa pada abad ke-19. Teori Darwin juga diterima
oleh kalangan ilmuan yang memang berlatar belakang filsafat atheis dan
materialistik.
Belakangan
ini diketahui bahwa pendapat Darwin tidak dapat diterima oleh akal.
Banyak teorinya yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Terutama
teori asal usul manusia yang berasal dari kera yang berevolusi.
Kapitalisme Agraria
Teori
Darwin juga berkenaan dengan Kapitalisme. Pengertian kapitalisme ialah
kedaulatan kapital atau modal. Sebuah sistem ekonomi bebas tanpa batas
yang berorientasi penuh pada hasil (keuntungan). Dimana masyarakat
saling berkompetisi dalam batasan-batasan ini. Ada tiga unsur utama
dalam kapitaslime, yakni : persaingan (kompetisi), individualisme, dan
perolehan keuntungan. Individualisme dalam kapitalisme menjadi sebuah
barang yang penting. Setiap manusia melihat diri mereka sendiri sebagai
individu-individu bukan sebagai bagian dari masyarakat. Mereka berdiri
sendiri diatas kedua kakinya dan harus memenuhi kebutuhan pribadinya
dengan hasil keringatnya sendiri.
Masyarakat
kapitalis adalah suatu ruang lingkup dimana masyarakat saling bersaing
dengan keras. Tanpa mengedepankan rasa belas kasih terhadap sesama.
Masyarakat inilah yang diinginkan oleh Darwin. Golongan yang kuat dan
bermodal akan tetap hidup, sedangkan golongan ekonomi lemah akan
tersingkirkan dan terinjak-injak. Golongan lemah akan selalu menjadi
pihak yang dikorbankan.
Pertempuran
sistem kapitalisme melupakan realita bahwa sosok yang menjadi korban
adalah manusia. Pihak yang teraniaya dan jatuh miskin adalah manusia.
Kenyataannya bahwa yang menjadi pusat perhatian kapitalisme adalah
pertumbuhan ekonomi dan barang. Sebab alasan tersebut, kapitalis tidak
lagi memiliki hati nurani terhadap orang-orang lemah yang teraniaya
dibawahnya. Kapitalis tidak lagi memiliki tanggung jawab moral terhadap
masyarakat sekitar yang mengalami berbagai kesulitan hidup. Ini adalah
sebuah darwinisme yang dewasa ini berkembang ditengah-tengah masyarakat
kita.
Dampak Kapitalisme
Bagaimanapun
juga kapitalisme merusak sendi-sendi kehidupan. Kapitalisme mengajak
manusia untuk menyembah uang dan kekuatan yang bermodal. Kapitalisme
membuat masyarakat sama sekali tidak mengindahkan nilai agama dan etika.
Masyarakat akan semakin jauh dari rasa kasih sayang, cinta dan
pengorbanan. Pola pikir masyarakat tergiring untuk mengutamakan
keuntungan materi semata.
Kapitalisme
juga menyebabkan kekayaan tersebar dengan tidak adil dan merata. Jurang
pemisah antara si miskin dan si kaya semakin lebar. Yang miskin semakin
miskin dan yang kaya semakin kaya. Sebab yang berlaku adalah bukannya
memberi kesempatan yang miskin untuk berkembang. Melainkan menginjak si
miskin sebagai batu loncatan untuk maju dan berkembang.
Bagi
golongan yang tidak terkontaminasi pemikiran Darwinis-Kapitalis tidak
memandang rendah makhluk lain. Mereka menyadari bahwa orang lain adalah
juga makhluk ciptaan Allah. Mereka selalu memperlakukan orang lain
dengan baik. Berbuat sesuatu yang bisa menghilangkan rasa susah yang
dialami. Mereka berkompetisi dalam ekonomi tetapi tetap menghargai
hak-hak sesama manusia. Tidak mengedepankan unsur kekerasan dalam
penyelesaian masalah. Tidak sampai mengorbankan orang lain demi mengejar
keuntungan pribadi.
Darwinisme Modern
Pada
penghujung tahun 2011 yang media memberitakan kasus kekerasan yang
terjadi di tanah air kita. Tengoklah kasus kekerasan yang terjadi di
Mesuji, Lampung. Kekerasan ini melibatkan swasta, pemerintah dan warga
dalam sengketa agraria. Tengok pula kasus kekerasan yang terjadi di
Bima, NTT beberapa waktu lalu. Apakah sebenarnya yang
melatarbelakanginya? Apakah kejadian ini ada kaitannya dengan teori
kapitaslime yang dicetuskan oleh bapak evolusi, Charles Darwin?
Berkenaan
dengan kasus agraria yang terjadi dipenghujung tahun 2011 yang lalu
tersebut ialah jangan sampai pemerintah mengorbankan rakyatnya. Jangan
sampai pemerintah hanya tunduk kepada pemilik modal. Sehingga hak-hak
rakyat atas tanah nenek moyang menjadi terabaikan. Rakyat yang
seharusnya mengolah tanah demi kesejahteraan harus “berperang” dengan
pemerintah. Dampaknya rakyatlah yang menderita. Sehingga tanggung jawab
negara dalam menyejahterakan rakyatnya kini dipertanyakan. Apakah negara
sudah memenuhi kewajiban itu? Apakah negara hanya menyejahterakan kaum
bermodal?
sumber : http://sejarah.kompasiana.com/2013/03/01/hubungan-antara-teori-darwinisme-dan-kapitalisme-538305.html
No comments:
Post a Comment